STUDI KRITIS UMP DKI DALAM PERSPEKTIF SISTEM PENGUPAHAN BERKEADILAN MENURUT ISLAM

Eva Zulfa Nailufar, penulis (2014) STUDI KRITIS UMP DKI DALAM PERSPEKTIF SISTEM PENGUPAHAN BERKEADILAN MENURUT ISLAM. Doctoral thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA.

[img] Text
STUDI KRITIS UMP DKI DALAM PERSPEKTIF.PDF

Download (3MB)

Abstract

Disertasi ini membuktikan, kesalahan kebijakan pemerintah menjadikan upah buruh perusahaan di Indonesia adalah Upah Minimum Propinsi/UMP berdasarkan Kebutuhan Hidup Layak/KHL seorang lajang. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika upah buruh selalutidak mencukupi untuk kehidupan buruh dan keluarganya. Seharusnya UMP berfungsi sebagai Biaya Operasional Buruh sehingga mereka dapat bekerja selama satu bulan.Data UMP di Jakarta Industrial Estate Pulogadung/ JIEP memperlihatkan, bahwa upah yang diterima buruh hanya mampu untuk bertahan hidup. Jika kebijakan ini terus dipertahankan, maka yang akan terjadi adalah buruh selamanya akan menjadi buruh. Dengan kata lain, sistem pengupahan berdasarkan UMP telah menjadikan buruh menjadi miskin permanen. Disertasi inimerupakan alternative untuk mengatasi problem pengupahan di Indonesia yaitu upah murah.Hal ini dikarenakan, bahwa dengan sistemini akan diperoleh optimalisasi penghasilan buruh sebagaimana haknya sedangkan manajemen perusahaan akan memperoleh peningkatan laba serta perkembangan dan kelanggengan perusahaan. Sistem pengupahan ini akan mengkombinasi shirkahinanwa al-ija>rahsebagai bentuk berbagi keuntungan antara aji>r , musta’ji>rdans}ahibulma>l . Di samping itu, buruh akan memperoleh upah dalam bentuk: upah pokok layak yang terdiri dari gaji pokok (UMP) dan tunjangan. Disertasi ini menolakcara pandang: Pertama, pengusaha dan birokrasi pemerintah Indonesia terhadap buruh yang hanya menjadikan mereka sebagai alat produksi, efisiensi dan penarik investasi dengan memberikan upah murah. Kedua, Jack Stieber yang menyatakan, bahwa pekerja hanyalah sebagai sumber daya yang dimiliki perusahaan sehingga pekerja dapat diperlakukan seperti sumber daya lain; seperti mesin, material, uang dan metoda. Sebagai konsekuensinya, pekerja harus siap untuk diputuskan hubungan kerjanya setiap saat, karena ix manajemen juga dapat melakukan hal yang sama terhadap sumber daya lain. Cara berfikir inilah yang melahirkan outsourcing yang banyak merugikan buruh. Ketiga: pendapat Abdurrahman al-Maliki, yang mengatakan bahwa ketentuan upah ditentukan menurut perkiraan para ahli di pasar bursa tenaga kerja. Disertasi ini mendukung: Pertama, pendapat Naqvi yang menyatakan bahwa dalam pendistribusian pendapatan harus terhindar dari konsentrasi kekuatan ekonomi di tangan sebagian orang (penghapusan eksploitasi) dan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan secara total (tidak hanya sekedar kesejahteraan marginal (pareto optimal). Kedua, menyempurnakan pendapat: a. Yusuf Qarad}awi yang menyatakan bahwa upah seorang buruh diberikan atas dasar nilai kerjanya dan tidak hanya cukup memberinya makan dan minum sebagai pengganti tenaga yang hilang, tetapi juga mempertimbangkan partisipasi buruh dalam menghasilkan laba. Mustaj>ir harus membayar penuh upah aji>r sebagaimana mestinya meskipun para buruh bersedia menerima upah di bawah sewajarnya. b. Bani Sadr: Islam menolak semua konsep yang berlaku di mana manusia atau sebagian orang menerima dan mendapatkan upah yang lebih besar dari sebagian yang lain di luar kerjanya. c. Abdul Jalil: mengkombinasikan sistem upah antara upah pokok dengan insentif (gainsharing) dengan istilah kombinasi shirkah inan wa al- ijarah yang masih sangat normatif sehingga ketiga-tiganya tidak dapat diaplikasikan dalam sistem pengupahan perusahaan yang semakin kompleks. Disertasi ini merupakan penelitian studi kasus sistem pengupahan di Jakarta Industrial Estate Pulogadung ditinjau dari pengusaha, buruh dan pemerintah.Data primer yang didapat secara penyebaran angket dan wawancara mendalam dibandingkan dengan Undang-undang no 13 Tahun 2003 dan konsepsi Islam tentang pengupahan.Adapun penafsiran pengupahan menurut konsepsi Islam menggunakan metode fenomenologi; yaitu suatu metode penelitian yang menyatukan penafsiran subyektivitas peneliti terhadap obyek penelitian.Keterlibatan subyek peneliti di lapangan dalam menghayati objek menjadi suatu rumusan yang baku.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: H Social Sciences > HB Economic Theory
Divisions: Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Management
Depositing User: Cak im 234
Date Deposited: 08 Oct 2021 10:04
Last Modified: 08 Oct 2021 10:04
URI: http://repository.stieipwija.ac.id/id/eprint/1771

Actions (login required)

View Item View Item